XtGem Forum catalog

Bening persahabatan

25 desember 2011,cerpen islami

“Tika! Sudah siap
belum?”
Teriakan Raka dari
bawah balkon terdengar.
Gadis tujuh belas tahun
itu buru-buru meraih
sepatu ketsnya. Kalau dia
tidak turun ke bawah
dalam lima menit, bisa-
bisa si Bangor itu ngomel
panjang lebar.
“Tikaaa….!!!”
Yang punya nama
melongokkan kepalanya
ke bawah. Satu
telunjuknya menempel
di bibir. Sekali lagi Raka
teriak, Papa yang lagi
sakit gigi bakal
ngedamprat cowok satu
itu habis-habisan.
“Mam, pergi dulu, ya?”
Tika mencolek bahu
Mama. Wanita setengah
baya yang masih cantik
itu mengangguk.
“Sama Raka kan?” Tika
membenarkan.
Mama menarik nafas
lega. Kalau Tika jalan
dengan kawalan Raka
yang berbadan besar itu,
rasa-rasanya tak ada
yang perlu
dikhawatirkan. Mereka
sudah berteman baik, tapi
… mereka pacaran!
Namun, kala disinggung,
Tika selalu mengelak.
“Ihh.. Mama … kita kan
cuma temenan!”
Begitu dalih putri
tunggalnya itu setiap
Mama dan Papa
meledek. Lalu … apa
benar hubungan
keduanya tak lebih dari
itu? Mama tak bisa
menebak.
***
“Tika, hari Minggu mau
ke mana?”
Raka menjawil bahu
Tika. Saat itu mereka lagi
nongkrong di kantin.
Asyik menikmati air
kelapa muda.
“Enaknya ke mana ya,
Ka? Gue lagi malas
joging. Eh kita ngamen,
yuk?”
Raka mengucek poni Tika
gemas. Ini anak … ada
saja ide gilanya!
“Katanya mau mulai
alim, biar kayak Mbak
Ratna!? Masa sekarang
pengen ngamen sih?”
Tika kena batunya. Yang
disebut Mbak Ratna itu
kakak kelas mereka,
aktivis rohis yang
dihormati Tika karena
keanggunan dan sikap
bijaksananya.
Tapi … lagi-lagi Tika
selalu bisa berkelit.
“Eh, emangnya kenapa?
Sekali-kali punya
kegiatan berbeda dong!
Lagian, ngamen hari
Minggu kan enak. Kagak
ada pelajarnya.
Namanya juga cari
nafkah. Yang penting
halal! Kali aja dapat
uang lebih gede!” dengus
Tika cuek.
“Ah .. mending lo gue
kasih noban deh, gratis
daripada ngamen! Gue
aduin Mama,lho!”
“Aduin aja! Paling doi
minta ikutan! He he he!”
Gadis kelas dua es em u
itu malah menantang.
Raka lagi-lagi geleng
kepala. “Gue serius,
soalnya gue mau naik
gunung hari Sabtu. Mau
ikut?”
“Sama siapa lagi? Lo ajak
si Koko sama Ari deh.
Nanti gue ajak si Laras.
Gue ingin kenalin, tuh
anak, sama ulet bulu! He
he he ..” Raka
memandang Tika serius.
“Kalo berdua
memangnya kenapa? Gue
kan cowok baik-baik
lagi!” suara Raka tegas.
Tika menghentikan
kesibukannya mengunyah
kelapa muda.
“Tapi .. kayaknya nggak
bisa Ka, anak-anak rohis
mau bikin acara rujakan
sambil silatulrahmi
dengan anak kelas satu.
Eh, lagian, kalau jauh
gitu jangan cuma berdua
Ka, nggak enak. Entar
kita dikira pacaran lagi!”
Deg! Dada Raka berdetak.
Pacaran?
Sejauh ini memang
banyak yang mengira
mereka berdua pacaran.
Hampir nggak ada yang
percaya sama
penjelasannya bahwa dia
dan Tika cuma teman
baik.
Si koko misalnya,
berkali-kali dia
meledeknya sebagai
cowok yang setia.“Setia
nih ye.. lo nggak bosen
bareng Tika doang selama
bertahun-tahun ini?”
Atau..
“Gile lo Ka, awet ama sih
sama si Tika!”
“Apa sih resepnya bisa
nggak putus-putus selama
lima tahun lebih?”
Resepnya? Waktu itu
Raka cuma menyahut
asal, “Supaya nggak
putus-putus? Jangan
jadian dong! Pasti nggak
bakal putus!”
Tapi, tetap nggak ada
seorang teman pun yang
percaya. Setelah beberapa
kali mencoba
menjelaskan, akhirnya
Raka menyerah.
Membiarkan orang-orang
sekitar mereka yang
menganggap mereka
pacaran.
Hal serupa menimpa
Tika. Gadis imut itu juga
sering mendapat
pertanyaan serupa. Tapi
bukan Tika kalau tidak
bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang ditujukan padanya
dengan baik.
“Tik, lo benar ya,
pacarnya Raka?”
Waktu Nona nanya
begitu, Tika langsung
pasang muka misterius.
“Nona pengen tahu?”
Dan si gadis hitam manis
itu pun mengangguk. Tika
langsung menadahkan
tangannya, sambil pasang
muka melas, “Cepek dulu
dong!”
Kali yang lain si rese
Laras yang penasaran.
“Tik, serius nih. Gue
naksir sama Raka. Jadi
gue perlu tahu dia pacar
loe apa bukan?”
Tika sengaja diam. Dan
Laras harus mengulang
pertanyaannya tiga kali
sebelum mendapat
jawaban dari gadis itu.
“Nngg .. jawabannya
multiple choice. Lo pilih
sendiri aja, ya? a.
pacaran b. hampir
pacaran c. tunangan d.
suami-istri, e. bukan
salah satu di atas. Nggak
usah buru-buru
jawabnya Ras. Soalnya
nggak ada hadiahnya,
kok!”
Begitulah, baik Tika
maupun Raka
membiarkan orang sekitar
mereka bingung dengan
kedekatan keduanya.
Sebetulnya, dahulu
mereka sudah pernah
menjelaskan, kalau Tika
dan Raka cuma sohib baik
doang. Eh, begitu mereka
menjelaskan yang benar,
justru banyak yang nggak
percaya. Capek, akhirnya
kedua anak muda itu
malah jadi suka asal
kalau ada yang
menanyakannnya.
Mereka memang bukan
sepasang sejoli.
Setidaknya belum. Tapi
…, entah mengapa, baik
Tika maupun Raka belum
ada yang kecantol orang
lain. Jadi… sebetulnya,
gimana sih perasaan
keduanya?
Ide itu akhirnya muncul
begitu saja. Anehnya,
bukan dari Tika yang
biasanya suka
mengeluarkan ide-ide
aneh, tapi justru dari
Raka. “Tik, kita pura-
pura pacaran aja, yuk?”
Tika sempat bingung.
“Kamu kenapa sih, Raka?
Kok, tiba-tiba aneh
begitu?”
Raka mengangkat bahu.
“Ya, kita coba saja, cuma
pura-pura ini.
Masalahnya, kayaknya
cuma kita doang, deh
yang belum pacaran.
Temen-temen yang lain
sudah punya gandengan.”
Tika yang akhir-akhir ini
dekat dengan Mbak
Ratna, ketua keputrian
mereka sebetulnya
merasa agak nggak enak.
Nggak pacaran saja sudah
sering mendapat tausiyah
karena bersahabat dengan
Raka.
“Biar bagaimanapun Tika
…” ucap Mbak Ratna
suatu hari padanya, “sulit
sekali menemukan
persahabatan yang tulus
dengan lawan jenis.
Percaya deh, sama
Mbak!”
Waktu itu Tika
berdalih,“Sulit bukan
berarti nggak bisa kan
Mbak? Siapa tahu Raka
termasuk sahabat yang
sulit dicari itu!”
Dan Mbak Ratna harus
menarik nafas panjang
menghadapi sikap keras
kepala adik kelasnya itu.
Buat Tika, dibalik
sikapnya yang cuek bebek
itu, sebetulnya dia
menghargai anak-anak
rohis, dia bahkan ingin
suatu hari bisa benar-
benar menjadi salah satu
diantara mereka. Tetapi,
kalau itu berarti harus
menjauhi Raka,
kayaknya kok, nggak adil.
Agar tidak memutuskan
hubungan
persahabatannya dengan
Raka, belakangan dia
menyuruh cowok itu
ikutan aktif di rohis.
Minimal datang sebulan
dua kali bertepatan
dengan acara pengajian
gabungan. Dan Raka
menuruti permintaan
Tika. Nah, kalau sekarang
mereka pura-pura
pacaran? Kan berabe?
Raka masih menunggu
jawabannya.
“Mau, ya? Cuma pura-
pura ini!”
Meski masih ragu, Tika
akhirnya mengiyakan.
Mungkin nggak buruk-
buruk amat kali, ya?
Maksud Tika, seneng juga
kan bisa ngerjain temen-
temen mereka yang
selama ini suka ingin
tahu. Wajah kocaknya
muncul. “Sebetulnya ..
kenapa sih, orang harus
pacaran, Ka?”
Raka menggeleng lagi.
“Gimana, setuju nggak?!”
Dan sore itu … mereka
akhirnya sepakat pura-
pura jadian. Pacaran!
Berita peresmian
hubungan mereka berdua,
memang tidak terlalu
mengejutkan. Banyak
teman yang mengira
selama ini mereka
memang pacaran. Cuma
masalah waktu sebelum
diproklamirkan. Dan
mereka gembira, karena
Tika dan Raka amat
kelihatan serasi. Satu-
satunya yang bersedih
adalah kelompok anak-
anak rohis. Termasuk
mbak Ratna.
Sebetulnya Tika mau
menjelaskan, bahwa
semua itu cuma pura-
pura. Bahwa
persahabatannya dengan
Raka masih sebening dulu,
tetapi Raka melarangnya.
“Nggak usah deh, Tik!
Nanti malah bocor sama
teman-teman yang lain!”
Ya sudah, akhirnya dia
memilih diam.
Terus, adakah yang
berubah dalam hubungan
mereka berdua? Sebagai
pacar (pura-pura), Raka
merasa harus melakukan
apel alias wakuncar tiap
malam Sabtu. Juga
mengajak Tika ke
tempat-tempat yang lebih
romantis. Nonton
misalnya.
Di hadapan teman-teman
lain, Raka juga berusaha
agar terlihat lebih mesra.
Sesekali dilingkarkannya
tangannya ke bahu Tika,
atau menggandeng tangan
gadis itu.
Sebetulnya sih, sebelum
perjanjian ini, Tika
merasa biasa-biasa saja
jika terjadi kontak fisik
dengan Raka, tapi
sekarang… rasanya kok,
jadi beda. Apa Raka
merasakan hal serupa?
Tika nggak tahu.
Buntut-buntutnya, Tika
merasa agak malas jalan
bareng Raka yang lebih
romantis itu tidak
membuat perasaannya
nyaman. Bahkan, seakan
mereka tidak lagi cuma
pura-pura.
Tidak ada lagi dialog-
dialog santai. Raka juga
memintanya tampil lebih
feminin jika mereka
bepergian, katanya biar
nggak dikira jalan sama
teman atau adik.
Gadis tujuh belas tahun
itu akhirnya merasa
terikat dan banyak diatur
oleh Raka. Dan sekarang
… Raka menunggunya di
bawah. Apa yang
sebaiknya dia lakukan,
ya? Menghilang?
Hus! Tika kan bukan
nenek sihir! Panggilan
Mama berkali-kali tak
dihiraukannya. Dan,
ketika Mama muncul
dikamarnya, dia tak bisa
menghindar.
“Aduh .. anak manis!
Ditunggu Raka di bawah
kok, diam saja! Katanya
mau ke ulang tahun
teman?!”
Tika tak bergerak. Masih
meringkuk di bawah
kemulan hangat
selimutnya.
“Tik .. Tika.. kamu nggak
apa-apa kan?”
Pertanyaan Mama malah
memberi ide
padanya,“Kayaknya
Tika nggak enak badan
deh, Ma!” katanya.
Lho? Gantian Mama
yang bingung. Sebab
seharian ini, anak itu
kelihatan lincah-lincah
saja. Jangan-jangan ada
hubungannya dengan
Raka sebelum cowok itu
datang, putri tunggalnya
itu kelihatan sangat sehat
dan bersemangat.
“Tik .. kalau kamu
memang sakit, nggak
masalah. Mama bisa kasih
pengertian kepada Raka.
Tapi .. kalau kamu
melakukan ini karena
punya masalah dengan
Raka sebaiknya
diselesaikan. Jangan
dihindari!”
Hmm .. tampaknya
pendapat Mama ada
benarnya. Berpikir
begitu, membuat Tika
bangkit dari tempat
tidurnya. Gadis manis itu
mulai bersiap.
Pesta ulang tahun teman
sekelas Raka sama sekali
tidak menarik minat
Tika. Gadis itu lebih
banyak melamun selama
acara berlangsung.
Hatinya sebal karena
sikap Raka yang jadi
berlebihan dimatanya.
Berlagak mesra, ihh!
Kenapa ya, si Raka
seperti menjiwai banget?
Padahal mereka kan
cuma pura-pura
pacaran?
Syukurlah, akhirnya
Raka ikut menyadari dan
mengajak Tika pulang
lebih cepat. Meski
sebetulnya dia lebih suka
berada di sana lebih lama
dengan Tika.
“Tik, mampir ke Pak
Kumis dulu, ya? Mama
tadi nitip bakso.”
Suara Raka diselingi
getaran mesin mobil. Tika
yang sudah tidak
bersemangat hanya
mengangguk.
Sambil menunggu pak
Kumis membuatkan
bakso, baik Raka maupun
Tika tak banyak bersuara.
Mereka menikmati
kediaman yang tiba-tiba
terjadi. Lalu, tanpa
ditebak sebelumnya, Raka
meraih kedua tangan Tika
dan menatap gadis itu
tajam. Mau nggak mau
Tika jadi salting!.
“Ka .. kenapa sih?” suara
Tika heran.
Raka tak menjawab
keheranan Tika. Cowok
itu sendiri tak mengerti
kenapa dia bersikap
demikian. Yang dia
lakukan cuma menuruti
dorongan hati. Tiba-tiba
saja dia merasa ingin
dekat dengan Tika, ingin
menyentuhnya.
Lalu sekali lagi, dorongan
hati itu pula yang
membuat Raka
mendekatkan wajahnya
ke wajah Tika.
Mendapat agresi yang
tiba-tiba .. Tika hampir
menjerit.
Wahh, kacau, Raka
seperti kehilangan kontrol
dan ketenangan yang
selama ini dimilikinya.
Sekuat tenaga gadis manis
itu mendorong Raka.
Langkah berikutnya?
Tika kabur, berlari
menjauhi mobil sohib
baiknya itu.
Meninggalkan Raka yang
termangu di dalamnya.
Masa bodoh! Lebih baik
dia naik bis pulang,
daripada bersama Raka
dengan sikap anehnya
itu!
Di dalam bis patas AC,
gadis itu merayapi
jalan-jalan yang
dilaluinya. Sementara
hatinya merenungi
jalinan persahabatan
yang telah dibinanya
sekian tahun bersama
Raka. Seharusnya mereka
cuma bersahabat,
selamanya sahabat.
Kenapa jadi begini?
Tika mengoreksi dirinya.
Benarkah mustahil
bersahabat dekat dengan
lawan jenis tanpa
pamrih? Tanpa harus
menjurus-jurus dalam
kedekatan antara cowok
dan cewek? Sepenuhnya
persahabatan yang
bening?
Ahh… barangkali
perkataan Mbak Ratna
benar. Hal itu amat sulit
ditemui! Buktinya, Raka
yang telah tahunan
dikenalnya bagai
mengenal telapak
tangannya sendiri bisa
berubah. Bisa kehilangan
kendali. Bisa tergoda…
setan?!.
Kalau hal serupa terjadi
lagi, akan cukup
beruntungkah dia
menyelamatkan diri?
Menjaga kehormatannya
sebagai Muslimah seperti
sering didengarnya
dalam kajian-kajian
rohis?
Saat kata Muslimah itu
bergaung di telinganya,
Tika melihat bayangan
dirinya di kaca jendela.
Muslimah! Mulianya
kata itu! Sungguh amat
tak pantas disandangnya
…setidaknya saat ini.
Tika melirik bajunya
yang minim
memperlihatkan jenjang
kakinya yang telanjang.
Lalu belahan dada yang
rendah. Rambutnya yang
dirangkai ke atas,
membuat leher
jenjangnya terlihat
jelas.
Barangkali … tidak
sepenuhnya salah Raka!
Cowok itu cuma
memanfaatkan
kesempatan! Tapi Dia?
Dia merencanakan
seluruh detail
penampilan yang
menggoda ini.
Layak kah dia berjejer
bersama Muslimah lain
dengan keanggunan
mereka? Dengan jilbab
rapi membalut tubuh?
Ahh … tiba – tiba Tika
ingin menangis.
Bis yang ditumpanginya
tetap bergerak, seiring
dengan malam yang terus
merayap pelan.
Sementara itu Tika
membiarkan air mata
kesadaran membasahi
kedua pipinya.
Mulai besok dia akan
berubah. Ya, dia akan
menjadi Muslimah yang
lebih baik. Batin Tika
berkali-kali dengan
wajah basah air mata.
Ketika akhirnya bis yang
ditumpanginya berhenti
di depan rumah, butiran
bening itu masih mengalir
deras. Tika sama sekali
tidak berusaha
menghapusnya. Karena
dia tahu, tiap butir air
mata yang jatuh ..
menyiratkan hasrat dan
semangat untuk hijrah!!!.
sumber :
moslemworld.co.id

Back to posts
Comments:
[2017-02-18 05:48] DANAN:

KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor yang AKI
beri 4 angka [5838] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus .
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu KI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka PASANG NOMOR
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA,,di no (((085-321-606-847)))
insya allah anda bisa seperti saya…menang NOMOR 750 JUTA , wassalam.


dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....







Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


1\"Dikejar-kejar hutang

2\"Selaluh kalah dalam pasang NOMOR

3\"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi NOMOR


4\"Anda udah kem-m tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat







Solusi yang tepat jangan anda putus asah...AKI akan membantu
anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:
butuh NOMOR 2D ,4D, 6D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub:KI JAYA DI NO: [[[085-321-606-847]]]


ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D


ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/



ANGKA RITUAL; KUDA LARI 2D/3D/4D/



ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/



ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND



ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D
DAN PESUGIHAN TUYUL

[2015-04-14 06:41] food recipes:

Post a comment