YOGYAKARTA - Jasad para
syuhada tidak hancur dan tetap
utuh, tema tersebut dibahas
dalam event bedah buku
dengan judul "The Miracle of
Shaheed", keajaiban jasad para
syuhada dari tinjauan medis.
Mengambil tempat di Masjid Al
Mujahidin, komplek Kampus
Universitas Negeri Yogyakarta
hari Kamis 2 Juni 2011.
Ratusan pendengar dari
kalangan pria dan wanita
antusias mengikuti pembahasan
tema tersebut yang
menghadirkan dua pembicara
yakni ustadz Fuad Alhadzimi,
mantan Imam Masjid Al Hijrah
Tempe, Sidney, Australia dan dr
Wahyu Alamsyah, dari residen
bedah kedokteran Universitas
Gajah Mada (UGM).
Acara dimulai pukul delapan
pagi dengan pembicara
pertama dr Wahyu, yang
mengupas bagaimana sebuah
jasad orang yang meninggal
menuju proses pembusukan.
Dijelaskan sebuah jasad orang
yang mati akan mulai proses
dekomposisi (pembusukan)
atau degradasi tubuh mayat
akibat proses autolis dan
aktivitas mikroorganisme.
Maksimal lima hari maka jasad
orang mati sudah akan
membusuk, diikuti proses lain
seperti perut menggelembung,
scrotum (alat kelamin)
membesar dan lain sebagainya
seperti di jelaskan dalam buku
yang dibedah.
Dokter yang bertugas di UGM ini
juga sedikit menceritakan
pengalaman dokter lain yang ia
ketahui saat merawat sebuah
jasad orang mati. Diceritakan
seorang dokter di luar negeri
menerima jenazah orang yang
sudah meninggal, kemudian
dokter tersebut coba
memeriksa, tapi sayup-sayup dia
mendengar suara adzan,
kemudian dokter tersebut
mengambil stetoskop dan
meletakkan di dada jenazah
tersebut, ternyata suara adzan
berasal dari jenazah itu. Dokter
itu kemudian memanggil
perawat lain untuk membantu
memeriksa, para perawat lain
ternyata juga mendengar hal
yang sama. Setelah di cari
informasi, mayat tersebut
adalah seorang yang ketika
hidup bertugas sebagai
muadzin, pria itu tidak pernah
terlambat sholat dan selalu rajin
ke masjid.
Ketika menceritakan hal
tersebut, dr Wahyu sempat
terhenti dan menitikkan air
mata.
Dokter Wahyu menjelaskan
proses pembusukan mayat
melalui kerja mikroba, sebuah
makhluk bernama mikroba yang
dr Wahyu jelaskan sebagai
"pasukan Allah" untuk
mendegradasi atau
membusukkan mayat hingga
hancur.
"Namun anehnya perintah
mikroba untuk menghancurkan
mayat ini tidak berlaku pada
jasad para nabi, syuhada dan
orang-orang yang hafal Al
Qur'an," jelas dr Wahyu.
Acara kemudian dilanjutkan
pada sesi pembicara kedua,
ustadz Fuad Alhadzimi. Ustadz
Fuad, mantan imam masjid
Sidney Australia ini pertama kali
memberikan gambaran orang-
orang yang syahid di medan
perang dalam sebauh film
singkat. Diperlihatkan potongan
film komandan Khottob
(Chechnya), Syaikh Ahmad
Yassin dan Abdul Aziz Rantisi
serta Yahya Ayyash (Palestina),
Syaikh Usamah bin Ladin, serta
beberapa foto syuhada lainnya,
termasuk dari Indonesia.
Ustadz Fuad mengawali dengan
penjelasan keutamaan orang
syahid, jihad serta penjelasan
lainnnya yang ia akhiri hingga
adzan Dhuhur berkumandang.
Tambahan informasi, buku The
Miracle of Shaheed ditulis oleh
Dr. Abdul Hamid Al Qudhoh, ia
adalah seorang ahli ilmu
mikrobiologi.