Matahari Ditahan Terbenam Untuk Nabi Yusya’ Bin Nun

7 juni 2011|kisah teladan,kisah nabi,artikel islami

Nabi Musa
‘alaihis salam memiliki seorang
murid yang menemaninya
mencari Ilmu. Dia adalah Yusya

Bin Nun, dan Alloh Subhanahu
wa Ta
’ala memberikan hikmah
kenabian dan mukjizat yang
nyata kepadanya. Setelah Nabi
Musa
‘alaihis salam wafat, Nabi
Yusya’ bin Nun ‘alaihis salam
membawa Bani Israil ke luar
dari padang pasir. Mereka
berjalan hingga menyeberangi
sungai Yordania dan akhirnya
sampai di kota Jerica.
Kota Jerica adalah sebuah kota
yang mempunyai pagar dan
pintu gerbang yang kuat.
Bangunan-bangunan di
dalamnya tinggi-tinggi serta
berpenduduk padat. Nabi Yusya’
dan Bani Israil yang
bersamanya, mengepung kota
tersebut sampai enam bulan
lamanya.
Suatu hari, mereka bersepakat
untuk menyerbu ke dalam.
Diiringi dengan suara terompet
dan pekikan takbir, dan dengan
satu semangat yang kuat,
mereka pun berhasil
menghancurkan pagar
pembatas kota, kemudian
memasukinya. Di situ mereka
mengambil harta rampasan dan
membunuh dua belas ribu pria
dan wanita. Mereka juga
memerangi sejumlah raja yang
berkuasa. Mereka berhasil
mengalahkan sebelas raja dan
raja-raja yang berkuasa di Syam.
Hari itu hari Jum
’at, peperangan
belum juga usai, sementara
matahari sudah hampir
terbenam. Berarti hari Jum
’at
akan berlalu, dan hari Sabtu
akan tiba.
Padahal, menurut syari’at pada
saat itu, pada Sabtu dilarang
melakukan peperangan. Oleh
karena itu Nabi Yusya
’ bin
Nun berkata: “Wahai matahari,
sesungguhnya engkau hanya
mengikuti perintah Alloh
Subhanahu wa Ta
’ala, begitu
pula aku. Aku bersujud
mengikuti perintahNya. Ya Alloh
Subhanahu wa Ta
’ala, tahanlah
matahari itu untukku agar tidak
terbenam dulu
!”. Maka Alloh
Subhanahu wa Ta’ala menahan
matahari agar tidak terbenam
sampai dia berhasil
menaklukkan negeri ini dan
memerintahkan bulan agar
tidak menampakkan dirinya.
Dari Abu Hurairah radhiallahu

anhu, dia berkata, bahwa
Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda, yang
artinya:
“Sesungguhnya
matahari itu tidak pernah
tertahan tidak terbenam hanya
karena seorang manusia kecuali
untuk Yusya
’. Yakni pada malam-
malam dia berjalan ke Baitul
Maqdis (untuk jihad).
’” (HR:
Ahmad dan sanad-nya sesuai
dengan syarat Al-Bukhari).
Akhirnya Nabi Yusya’ dan
kaumnya berhasil memerangi
dan menguasai kota tersebut.
Setelah itu Nabi Yusya
’ bin Nun
memerintahkan kaumnya untuk
mengumpulkan harta rampasan
perang untuk dibakar. Namun
api tidak mau membakarnya.
Lalu Beliau meminta sumpah
kepada kaumnya. Dan akhirnya
diketahui ternyata ada dari
kaumnya yang berkhianat
dengan menyembunyikan emas
sebesar kepala sapi.
Akhirnya orang-orang yang
berkhianat mengembalikan apa
yang mereka curi dari harta
rampasan perang itu. Kemudian
dikumpulkan dengan harta
rampasan perang lainnya.
Barulah kemudian api mau
membakarnya.
Demikian syariat yang dibawa
oleh Nabi sebelum Nabi
Muhammad Shollallahu
‘alaihi
Wa Sallam. Yaitu tidak boleh
mengambil harta rampasan
perang. Dan Alloh Subhanahu
wa Ta
’ala menyempurnakan
Syariat Nya dengan
memperbolehkan bagi
Rasululloh Shollallahu
‘alaihi Wa
Sallam untuk mengambil
rampasan perang agar dapat
diambil manfaat yang banyak
dari harta rampasan perang itu.
Setelah Baitul Maqdis dapat
dikuasai oleh Bani Israil, maka
mereka hidup di dalamnya dan
di antara mereka ada Nabi
Yusya
’ yang memerintah mereka
dengan Kitab Alloh Subhanahu
wa Ta
’ala, Taurat, sampai akhir
hayatnya. Dia kembali ke hadirat
Alloh Subhanahu wa Ta
’ala saat
berumur seratus dua puluh
tujuh tahun, dan masa hidupnya
setelah wafatnya Nabi Musa

alaihis salam adalah dua puluh
tujuh tahun.
(Sumber Rujukan: Al Qur’anul
Karim; Riyadhus Shalihin; Syarah
Lum
’atil I’tiqod)

Back to posts
Comments:
[2011-06-15 03:23] wapislami:

sama2 mas,moga bisa bermanfaat

[2011-06-14 04:23] mulyono_muslim@yahoo.com:

sungguh'' sngat bermanfa'at trm ksh bnyak ats crtanya . .


Post a comment

mp3
wallpaper
aplikasi
ebook
artikel
Online Users
21/253972

Teya Salat