Kejujuran mubarok

18 juli 2011|tokoh islam,cerita islam,kisah teladan

Dikisahkan dari Mubarok-ayahanda dari Abdulloh Ibnu al-Mubarok-bahwasanya ia pernah bekerja di sebuah kebun milik seorang majikan. Ia tinggal di sana beberapa lama.Kemudian suatu ketika majikannya -yaitu pemilik kebun
tadi yang juga salah seorang saudagar clari Hamdzan- datang
kepadanya clan mengatakan,“Hai Mubarok, aku ingin satu buah delima yang manis.”Mubarok pun bergegas menuju salah satu pohon clan
mengambilkan delima darinya.Majikan tadi lantas memecahnya, ternyata ia mendapati rasanya masih asam.
Ia pun marah kepada Mubarok sambil mengatakan, “Aku minta yang manis malah kau beri yang
masih asam! Cepat ambilkan yang manis!”Ia pun beranjak dan
memetiknya dari pohon yang lain. Setelah dipecah oleh sang majikan; sama, ia mendapati rasanya masih asam.Kontan,majikannya semakin naik pitam.Ia melakukan hal yang sama untuk ketiga kalinya,majikannya
mencicipinya lagi.Ternyata,masih juga yang asam rasanya.Setelah itu, majikannya bertanya,
“Kamu ini apa tidak tahu; mana yang manis mana yang asam?”Mubarok menjawab. “Tidak.” “Bagaimana bisa seperti itu?” “Sebab
aku tidak pernah makan buah dari kebun ini sampai aku
benar-benar mengetahui (kehalalan)nya.”
“Kenapa engkau tidak mau memakannya?” tanya majikannya lagi.
“Karena anda belum mengijinkan aku untuk makan dari kebun ini.” Jawab Mubarok.Pemilik kebun tadi menjadi
terheran-heran dengan jawabannya itu ..
Tatkala ia tahu akan kejujuran budaknya ini, Mubarok menjadi
besar dalam pandangan matanya, dan bertambah pula
nilai orang ini di sisi dia.Kebetulan majikan tadi mempunyai seorang anak perempuan yang banyak dilamar oleh orang.Ia mengatakan, “Wahai Mubarok, menurutmu siapa yang pantas memperistri putriku ini?” “Dulu orang-orang jahiliyah menikahkan putri-putri mereka lantaran keturunan.Orang Yahudi menikahkan
karena harta,sementara orang Nashrani menikahkan karena
keelokan paras. Dan umat ini menikahkan karena agama.” Jawab Mubarok.Sang majikan kembali dibuat takjub dengan pemikirannya ini.Akhirnya majikan tadi pergi dan memberitahu isterinya, katanya,“Menurutku, tidak ada yang lebih pantas untuk putri kita ini selain Mubarok.” Mubarok pun kemudian menikahinya dan mertuanya memberinya harta yang cukup melimpah.Di kemudian hari,isteri Mubarok ini melahirkan Abdullah bin al-mubarok;seorang alim, pakar hadits,zuhud sekaligus mujahid.Yang
merupakan hasil pernikahan terbaik dari pasangan orang tua kala itu. Sampai-sampai Al-Fudhoil bin ‘Iyadh Rohimahullah
mengatakan -seraya bersumpah dalam perkataannya-, “Demi
pemilik Ka’bah, kedua mataku belum pernah melihat orang yang semisal dengan Ibnu al-Mubarok.
Hari ini, kecurangan dan penipuan sudah semakin banyak terjadi dalam kehidupan sebagian orang.Sangat jarang
kita temukan orang jujur lagi dipercaya dalam menunaikan
amanah serta yang jauh dari sifat curang dan penipu.Kalau akibat dari sebuah,
perbuatan maksiat itu sudah maklum dan pasti di akhirat kelak, maka tempat kembalinya ketika di dunia lebih dekat lagi.

Back to posts
Comments:
[2011-08-06 19:34] Jujur:

Amalkan


Post a comment

mp3
wallpaper
aplikasi
ebook
artikel
Online Users
16/253900
Lamborghini Huracán LP 610-4 t